Tinggalkan pesan di sini

Nama

Email *

Pesan *

Kamis, 06 April 2017

Profil Ustadz Adi Abdillah

Lebih Kenal Dengan Ustadz Adi Abdillah


Masjid Al-Wahid merupakan Masjid yang berada di wilayah Kecamatan Godean, tepatnya di Perumahan Tamansari Arum Gesikan Sidoarum Godean Kabupaten Sleman.

Masjid yang berdiri di atas tanah wakaf ini oleh Muwakif pengelolaannya dipercayakan kepada ustadz kembar, yaitu Awan Abdullah dan Adi Abdillah, lalu siapakah mereka berdua, kita akan bahas satu persatu dulu.

Berikut Profil Ustadz Adi Abdillah yang kami ambil dari blog maz-kembar.blogspot.co.id

Saya Lahir di Lampung Selatan, tepatnya di Gedong Tataan, 20 April 1982. Lahir sebagai anak kembar membuat saya hidup tidak pernah kesepian karena selalu memiliki teman berbagi, bermain, tukar pikiran dan melakukan banyak hal dengan saudara kembar saya, Maz Awan.  (Adi Abdillah dan Awan Abdullah).

Sejak kecil hingga SMA, saya menamatkan pendidikan di Lampung. Setelah tamat dari SMU N 1 Metro Lampung, saya meneruskan perjuangan hidup untuk memberanikan diri merantau bersama saudara kembar saya. Setiba Di Jogjakarta, kami kaget bukan kepalang, karena ternyata Jogja sangat berbeda dengan gambaran yang ada di benak kami. Sebelumnya saya  sempat dilarang orang tua untuk meneruskan pendidikan di Jogjakarta karena orang tua merasa tidak mampu membiayai kuliah kami, namun dengan rayuan maut kami (hehe) akhirnya orang tua merestui walau statement yang dikeluarkan ayah kami  adalah “Kalian boleh saja ke Jogjakarta untuk kuliah, tapi Bapak tidak menyanggupi untuk membiayai kuliah kalian. Silakan cari sendiri biayanya”. Kalimat ini bukan membuat saya dan saudara kembar saya menyerah, melainkan memotivasi dan memompa adrenalin kami untuk membuktikan bahwa kami bisa mandiri.

Setiba di Jogja kami coba mengikuti tes masuk kulish di UGM. Setelah megikuti tes kami merencanakan banyak hal untuk mencari pekerjaan sambil menunggu pengumuman. Kami jadi sales lampu, pengamen dan sebagainya. Hingga satu bulan kemudian, barulah pengumuman penerimaan mahasiswa baru UGM diumumkan lewat media massa. Saat itu saya diterima di Ilmu Pemerintahan, FISIPOL, UGM, sementara Maz Awan di terima di ITB alian Ikut Tahun Berikutnya (alias gak lolos hehe).

Itulah babak baru dalam hidup kami. Kami harus berpisah dan mulai menjalani aktivitas masing-masing. Maz Awan yang cukup berat dan tertekan hatinya karena belum bisa kuliah. Tapi itu adalah skenario ALLAH yang manis di kemudian hari. Pada tahun berikutnya barulah kembaran saya keterima di Ilmu Komunikasi UGM juga dan alhamdulillah satu fakultas.

Kami melakukan banyak hal untuk bisa menutupi biaya kuliah kami, biaya kos-kosan serta biaya makan kami. Salah satu cara yang paling ampuh adalah menjadi takmir (marbot) masjid. Kami tinggal di sebuah kamar yang memang disediakan masjid untuk penjaga masjid. Maka otomatis, tempat tinggal gratisss (horeee), selain itu kami diminta bekerja sebagai kolektor (penagih) biaya rekening listrik warga satu kompleks perumahan. Alhamdulillah setiap bulan bisa dapat rata-rata Rp 80.000,-. Belum lagi kami dikasih beras oleh Masjid dan sebagai guru TPA kami di gaji juga Rp 50.000/bln. Alhamdulillah kami senang sekali.

Namun setelah satu tahun disana, kami merasa hidup kami kurang tantangan, hingga kahirnya kami memutuskan untuk keluar sebagai marbot masjid dan memilih mengontrak sebuah rumah agar bisa berbisnis. Alhamdulillah kami menekuni banyak bisnis, seperti jualan batik, jualan buku, jualan berbagai asesoris dan merchandise UGM. Alhamdulillah semuanya gak pake modal. Loh kok bisa? (bagi yang pengen tahu resep bisnis tanpa modal, insyallah di laman ini saya akan tulis resep bisnis tanpa modal).

Setelah saya menamtkan pendidikan di UGM, saya melanglang buana bekerja di berbagai perusahaan. Sampai akhirnya saya menikah dengan istri saya Ummu Adya. Alhamdulillah sekarang kami telah dikarunia 3 orang anak. M. Salahuddin Al Ayyubi, Adya Alifatunnisa dan M. Ahsan berhati Nyaman.

Setelah berganti-ganti bisnis, sekarang saya memutuskan untuk menjadi seorang pengusaha property. Suatu bidang yang nggak ada hubungannya sama pendidikan saya di kampus. Gak masalah.. yang penting hobi dan kesukaan. Karena jika bisnis berawal dari tekanan dan paksaan, biasanya jalannya suka lamban dan terseok-seok. Maka saya memilih berbisnis di bidang yang memang saya sukai.

Selain berbisnis, saya juga aktiv dalam kegiatan dakwah insyallah. Antara lain bersama Maz Awan mendirikan Yayasan Lentera Hati. Mendirikan Klinik Sehat, mendirikan biro travel umroh dan haji (hehe biar bisa ke tanah suci berkali-kali), mendirikan majelis pengajian, menulis buku-buku agama antara lain :

1. Agar Pasangan Seindah Impian, 2008
2. Ayo Belajar Dari Alam, 2008
3. Ketika Ikhwan dan Akhwat Jatuh Cinta, 2008
4. Mukjizat Para Rosul, 2009
5. One Minute Before Married, 2010
6. 7 Rahasia Jadi Jutawan, 2010
7. 15 Cobaan Menjelang Pernikahan, 2010
8. Ayat-Ayat Motivasi, 2011
9. Surat Dari Tuhan, 2012
10. Dahsyatnya Berbaik Sangka, 2012
11. 5 Langkah Cepat Naik Haji, 2012
12. 10 Langkah Dahsyat Mengudang Rezki Barokah, 2012
13. Masa Haid Yang Penuh Pahala 2012.

Selain menulis buku, saya juga mengisi berbagai acara di kampus-kampus sebagai trainer atau pembicara berbagai acara seminar atau kajian-kajian keislaman di kampus.

profil ustadz adi abdillah (ustadz kembar)
Ustadz Adi Abdillah


EmoticonEmoticon